LAPORAN PRATIKUM
“MEMBUAT PERSEDIAAN SPERMATOZOA”
Kelompok I
AHLUL KARMI
ANA FARIDA
CUT ERIKA
DEBY NOVITA
NELLY KARTIKA
PUTRI DEWI
RAMA JUWITA FITRI
TRIMARSIDAH
AHLUL KARMI
ANA FARIDA
CUT ERIKA
DEBY NOVITA
NELLY KARTIKA
PUTRI DEWI
RAMA JUWITA FITRI
TRIMARSIDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan terhadap kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan paratikum "MEMBUAT PERSEDIAAN SPERMATOZOA" tanpa ada halangan yang berarti dan selesai tepat pada waktunya.
Dalam Penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada
1. Drh. Dian masyitah,M.P sebagai kepala laboratorium embriologi
2. Awaluddin sebagia coordinator asisten laboratorium embriologi
3. Ira khubaira sebagai asisten laboratorium embriologi
4. Teman-teman yng telah berpatisiasi dalam prtaikum embriologi
Penulis sadar laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis berharap kritik dan saran semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan seluruh pembaca pada umumnya.
Banda Aceh, 23 Mei 2013
Penulis
keterangan
Pada tikus
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Spermatozoid
atau sel sperma atau spermatozoa (berasal dari Bahasa Yunani Kuno yang berarti
benih dan makhluk hidup) adalah sel dari sistem reproduksi jantan.
Sperma adalah sel yang
diproduksi oleh organ kelamin jantan dan bertugas membawa informasi genetik
jantan ke sel telur dalam tubuh betina. Spermatozoa berbeda dari telur yang
merupakan sel terbesar dalam tubuh organisme adalah gamet jantan yang sangat
kecil ukurannya dan mungkin terkecil. Spermatozoa secara struktur telah
teradaptasi untuk melaksanakan dua fungsi utamanya yaitu menghantarkan satu set
gen haploidnya ke telur dan mengaktifkan program perkembangan dalam sel telur
Sel-sel
sperma sebenarnya hanya merupakan inti yang berflagelum. Sperma dihasilkan
dalam testis oleh sel-sel khusus yang disebut spermatogonia. Spermatogonia yang
bersifat diploid ini dapat membelah diri secara mitosis membentuk spermatogonia
atau dapat berubah menjadi spermatosit. Meiosis dari setiap spermatosit
menghasilkan empat sel haploid ialah, spermatid. Spermatid ini dalam proses
tersebut, kemudian kehilangan banyak sitoplasma dan berkembang menjadi sperma.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana
struktur morfologi spermatozoid pada sperma sapi dan sperma mencit.
1.3 Tujuan Praktikum
Untuk
mengenal bentuk spermatozoa
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Sperma
adalah sel yang diproduksi oleh organ kelamin jantan dan bertugas membawa
informasi genetik jantan ke sel telur dalam tubuh betina. Spermatozoa berbeda
dari telur yang merupakan sel terbesar dalam tubuh organisme adalah gamet
jantan yang sangat kecil ukurannya dan mungkin terkecil. Spermatozoa secara
struktur telah teradaptasi untuk melaksanakan dua fungsi utamanya yaitu menghantarkan
satu set gen haploidnya ke telur dan mengaktifkan program perkembangan dalam
sel telur (Guyton, 2006).
Sel-sel
sperma sebenarnya hanya merupakan inti yang berflagelum. Sperma dihasilkan
dalam testis oleh sel-sel khusus yang disebut spermatogonia. Spermatogonia yang
bersifat diploid ini dapat membelah diri secara mitosis membentuk spermatogonia
atau dapat berubah menjadi spermatosit. Meiosis dari setiap spermatosit
menghasilkan empat sel haploid ialah, spermatid. Spermatid ini dalam proses
tersebut, kemudian kehilangan banyak sitoplasma dan berkembang menjadi sperma
(Kimball, 1996: 360).
Proses
pembentukannya disebut spermatogenesis. Spermatogonium yang terletak di paling
luar tubulus seminifirus dan yang melekat pada membrane basalis, mengalami mitosis
berulang-ulang. Ini tumbuh menjadi spermatosit. Spermatosit mengalami meiosis
menjadi spermatid. Spermatid mengalami spermiogenesis menjadi sperma, yang
dipelihara oleh sel Sertoli. Satu sel Sertoli memelihara berpuluh spermatid,
terletak di daerah puncaknya (Yatim, 1994: 11).
·
Bagian-Bagian
Sperma
1.
Kepala
Kepala spermatozoa bentuknya bulat
telur dengan ukuran panjang 5 mikron, diameter 3 mikron dan tebal 2 mikron yang
terutama dibentuk oleh nukleus berisi bahan-bahan sifat penurunan ayah. Kepala
sperma mengandung nukleus. Bagian ujung kepala atau pada bagian anterior kepala
spermatozoa terdapat akrosom, suatu struktur yang berbentuk topi yang menutupi
dua per tiga bagian anterior kepala dan mengandung beberapa enzim hidrolitik
antara lain: hyaluronidase, proakrosin, akrosin, esterase, asam
hidrolase dan Corona
Penetrating Enzim
(CPE) yang semuanya penting untuk penembusan ovum (sel telur) pada proses
fertilisasi (Anonim, 2009).
Bahan kandungan akrosom adalah setengah
padat yang dikelilingi oleh membran akrosom yang terdiri dari dua lapis, yaitu
membran akrosom dalam (inner
acrosomal membran)
dan membran akrosom luar (outer
acrosomal membran).
Secara molekuler susunan kedua membran akrosom ini sangat berbeda,
membran akrosom luar bersatu dengan plasma membran (membran spermatozoa) pada
waktu terjadinya reaksi akrosom sedang membran akrosom dalam menghilang. Bagian
ekuatorial akrosom merupakan bagian penting pada spermatozoa, hal ini karena
bagian anterior pada akrosom ini yang mengawali penggabungan dengan membran
oosit pada proses fertilisasi berubah menjadi spermatid dan akhirnya berubah
menjadi spermatozoa (Anonim, 2009).
2.
Ekor
Ekor dibedakan atas 3 bagian, yaitu
sebagai berikut:
a.
Bagian tengah (midpiece)
b. Bagian
utama (principle
piece)
c.
Bagian ujung (endpiece).
Panjang ekor seluruhnya sekitar 55
mikron dengan diameter yang makin ke ujung makin kecil: di depan 1 mikron, di
ujung 0,1 mikron. Panjang bagian tengah: 5-7 mikron, tebal 1 mikron;
bagian utama panjang 45 mikron, tebal 0,5 mikron dan bagian ujung panjang 4-5
mikron, tebal 0,3 mikron. Bagian ekor tidak bisa dibedakan dengan
mikroskop cahaya tetapi harus dengan mikroskop electron (Anonim, 2009).
Mitokondria sebagai pembangkit energi
pada spermatozoa. Principle
piece dibungkus oleh
sarung fibrous (fibrous
sheath)
yang perbatasannya disebut anulus. Sarung fibrous bentuknya terdiri dari
kolom ventral dan dorsal yang masing-masing melalui rusuk-rusuk. Ke arah
sentral ada semacam tonjolan yang memegangi cincin nomor 3, 8 dari
aksonema. Keduanya (tahanan rusuk dan pegangan cincin aksonema)
memberikan gerak tertentu (Anonim, 2009).
Spermatogenesis
Pembentukan sel sperma terjadi di
dalam testis atau buah zakar. Sperma atau spermatogonium yang bersifat diploid.
Selanjutnya, spermatogonium membelah secara mitosis menghasilkan
spermatozoidprimer yang juga bersifat diploid. Selanjutnya, spermatozoid*primer
membelah reduksi (meiosis) menghasilkan spermatozoid skunder yang haploid.
Setelah itu spermatzoid sekunder membelah menhhaslkan spermatid, yaitu calon
sperma yang belum mempunyai ekor. Sperma berkembang menjadi spermatozoa yang
telah dilengkapi ekor. Setiap spermatozoa terdiri tas bagian ujung yang disebut
dengan kepala. Pucuk kepala ini mengandung akrosom yang berisi enzim
hialuronidase dan proteinase yang berperan untuk menembus lapisan pelindung sel
telur. Bagian temgahnya banyak mengandung mitikondria yang oenting untuk
memeobolisasi energi (Slamet, 2007:
303).
Ketika
spermatid di bentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel
epitel. Namun setelah spermatid memanjang menjadi sperma akan terlihat bentuk
yang terdiri dari kepala dan ekor. Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal
dengan hanya sedikit sitoplasma. Pad bagian membrane permukaan di ujung kepala
sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom yang berfungsi menembus
lapisan ovum (Diah, 2004: 267).
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
3.1. Alat dn Bahan
·
Mikroskop
·
Cawan
petri
·
Objek
glass
·
Giemsa
atau eosin
·
Alat
bedah
·
NaCl
Fisiologis
·
Testi
sapi
·
Testis
Mencit
3.2. Cara Kerja
·
Ambilah
cairan yang mengandung spermatozoa yang berasal dari testis, epididimis atau
vas deferens pada sapi dan mencit.
·
Jika
cairan itu pekat larutkan dengan NaCl fisiologis, kemudian teteskan cairan pada
objek glass yang lain dioleskan setipis mungkin dan fiksasi dengan cara
melewatkannya di atas api.
·
Warnai
dengan Giesma atau eosin selama 3-5 menit. Cuci dengan air mengalir.
Selanjutnya keringkan kembali.
Amati di bawah mikroskop
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
·
Spermatozoa Sapi
·
Spermatozoa
Mencit
keterangan
Pada tikus
pada sapi
4.2.
Pembahasan
Spermatozoa ( sperma) yang
normal memiliki kepala dan ekor, di mana kepala mengandung materi genetik DNA,
dan ekor yang merupakan alat pergerakan sperma. Sperma yang matang memiliki
kepala dengan bentuk lonjong dan datar serta memiliki ekor bergelombang yang
berguna mendorong sperma memasuki air mani. Kepala sperma mengandung inti yang
memiliki kromosom dan juga memiliki struktur yang disebut akrosom. Akrosom mampu menembus
lapisan jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya bila perlu.
·
Spermatozoa
Sapi
Dari pengamatan yang dilakukan, maka pada
bagian:
Kepala
Pada sapi, bentuknya sama seperti sperma
manusia. Bentuk kepala yaitu oval atau elips, sehingga terlihat berbentuk
seperti buah pir. pada bagian ini, dua pertiga anterior dilindungi oleh lapisan
yang dimodifikasi protoplasma, yang dinamakan kepala-topi. Dalam beberapa binatang, bagian ini
termodifikasi menjadi berduri seperti tombak-proses atau perforator, yang
berfungsi untuk memudahkan masuknya spermatozoa ke dalam ovum. Tapi, ada pula
bentuk kepala sperma yang seperti mata kail, seperti pada sperma tikus. Bagian
posterior kepala menunjukkan ketertarikan untuk reagen tertentu, dan menyajikan
penampilan lurik melintang, karena dilintasi oleh tiga atau empat band gelap.
Dalam beberapa hewan rodlike sentral filamen memanjang ke depan selama sekitar
dua-pertiga dari panjang kepala, sementara di lain tubuh bundar terlihat di
dekat pusatnya. Kepala berisi massa
kromatin, dan umumnya dianggap sebagai inti sel dikelilingi oleh amplop tipis.
Di dalam kepala sperma terdapat acrosome, dan nucleus yang di dalamnya terdapat
DNA dan RNA yang membawa gen keturunan.
Leher/ mid
piece
Leher
kurang terbatas dalam spermatozoa manusia dibandingkan pada mereka dari
beberapa hewan yang lebih rendah. Anterior sentriol, yang diwakili oleh dua
atau tiga partikel yang bulat, terletak di persimpangan kepala dan leher, dan
di belakangnya adalah sebuah band dari substansi yang homogen, yang
menghubungkan tubuh bagian atau batang seperti, dan dibatasi oleh terminal
belakang disk. Sentriol posterior ditempatkan di persimpangan tubuh dan leher
dan, seperti anterior, terdiri dari dua atau tiga partikel bulat. Sentriol ini
aksial filamen, dikelilingi oleh selubung, berjalan mundur melalui tubuh dan
ekor. Dalam selubung tubuh dari filamen aksial dikelilingi oleh benang spiral,
sekitar yang merupakan amplop yang berisi butir mitokondria, dan mitokondria
disebut selubung.
Ekor/ flagel
Ekor
yang sangat panjang, dan terdiri dari benang atau aksial filamen, dikelilingi
oleh sarungnya, yang mungkin berisi spiral benang atau mungkin menyajikan
penampilan lurik. Bagian terminal atau akhir-potongan ekor terdiri dari
filamen aksial saja. Ekor pada sperma
berfungsi sebagai alat gerak.
·
Spermatozoa tikus
Perbesaran
800x (Wyrobek and Bruce, 1975).
(a) spermatozoa normal, (b)
pengait salah membengkok, (c) sperma melipat, (d) kepala terjepit, (e) pengait
pendek, (f) kesalahan ekor sebagai alat tambahan, (g) tidak ada penggait, (h)
sperma berekor ganda dengan kepala tidak berbentuk, (i) kepala tidak
berbentuk.
a. Head
Menentukan bentuk kepala
spermatozoa dan tergantung pada spesies hean yang yang di amati. Kutub anterior
inti tertutup oleh tudung akrosom yang mengandung sejumlah enzim hidrolitik,
misalnya hyaluronidase yang berfungsi untuk melepaskan asam hyaluronic, dan
acrosin berupa acrosome yang befungsi menembus dinding zona pellucida. Enzim
tersebut diperlukan untuk menembus dinding zona pellucida agar spermatozoa
dapat masuk sel telur untuk proses pembuahan. Kepala terutama terdiri dari
nukleus, yang mengandung informasi genetik
b. Midpiece
Pada bagian leher sebagian besar
berbentuk pendek dan sempit, terletak antara kepala dan badan, berdiri dari
senteriol yang terletak sentral dengan serabut tepi kasar tersusun memanjang,
berlanjut dengan serabut luar pada badan spermatozoa.
c. Flagelum
Pusat badan memiliki struktur
flagelum yang khas : dua buluh mikro sentral dan Sembilan pasang buluh mikro
perifer yang membentuk komplek filamen aklsial. Mereka di kelilingi oleh
Sembilan serabut luar yang memipih , tersusun longitudinal yang berhubungan
dengan serabut penhubung. Selanjutnya dikelilingi oleh mitokondria dengan
jalinan mengulir berbentuk cincin yang menebal pada badan menandai batas antara
badan dan ekor utama
d. Tail
Tail merupakan bagian ekor
spermatozoa yang paling panjang. Struktur komplek filamen aksial mirip dengan
bagian badan dan dikitari oleh kelanjutan serabut bagian badan. Serabutnya
bervariasi menurut ukuran,bentuk dan memipih kearah ekor . Rusuk semisiskular
struktur protein pada susunan mengulir melebur dengan dua serabut luar
membentuk selubung fibrosa tapi yang khas untuk bagian ekor utama.
e. End piece
Selubung fibrosa terminal menandai
awal dari ujung ekor yang hanya mengandung kompleks filament aksial .Kearah
proksimal ujung ekor ,komplek ini memiliki ciri khas susunan
Sembilan-tambah-dua:kearah distal ,pasangan dua tepi secara bertahap berkurang
menjadi tunggal serta berakhir pada beberapa permukaan
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Spermatozoa
adalah sel gamet dari laki-laki. Sel ini mempunyai ukuran panjang keseluruhan
50-60 mikrometer, dimana terdiri tiga bagian yaitu bagian kepala, bagian tengah
(leher) dan ekor. Kepala sperma mengandung nukleus. Bagian ujung kepala atau
pada bagian anterior kepala spermatozoa terdapat akrosom, suatu struktur yang
berbentuk topi yang menutupi dua per tiga bagian anterior kepala dan mengandung
beberapa enzim hidrolitik. Ekor dibedakan atas 3 bagian yaitu bagian tengah (midpiece), bagian utama (principle
piece), bagian ujung (endpiece). Proses pembentukan sel sperma atau spermatogenesis
dilakukan melalui 3 fase yaitu fase
pertumbuhan fase pembelahan dan fase diferensiasi (Anonim, 2009).
Anonymous.Spermatozoid.
http://id.wikipedia.org/wiki/Spermatozoid. 25-05-2013.
11:32
Budisma.Materi
Sma Keas XI Biologi, proses pembentukan spermatozoa spermatogenesis.25-05-2013.
11:02.
Effendi,Azhar.2012.Laporan
sperma. http://effendi10.blogspot.com/2012/02/laporan-sperma_07.html?zx=b4df212344ebee03
25-05-2013. 09.30
Haerani,Nunung
.2009. embriologi hewan spermatogenesis.
25-05-2013. 09:08
Kurr,
Ayunkurr. 2011. Pengamatan sel kelamin.
26-05-2013. 00:16
Nickyeztu. 2012.
Laporan embriologi spermatogenesis.
25-05-2013.
09:30.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar