LAPORAN PRATIKUM
“PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM”
Oleh :
RAMA JUWITA FITRI
PUTRI DEWI
ANA FARIDA
NELLY KARTIKA
DEBY NOVITA A
CUT ERIKA
TRIMARSIDAH
AHLUL KARMI
Oleh :
Kelompok I
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan terhadap kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan paratikum "PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM" tanpa ada halangan yang berarti dan selesai tepat pada
waktunya.
Dalam Penyusunan makalah
ini, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada
1. Drh.
Dian masyitah,M.P sebagai kepala laboratorium embriologi
2. Awaluddin
sebagai coordinator asisten laboratorium embriologi
3. Ira
khubaira sebagai asisten laboratorium
embriologi
4. Teman-teman
yng telah berpatisiasi dalam prtaikum embriologi
Penulis sadar laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
penulis berharap kritik dan saran semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
dan seluruh pembaca pada umumnya.
Banda Aceh, 12 Mei
2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Embrio
adalah tahapan awal dari pertumbuhan vertebrata (hewan bertulang punggung).
Pada embrio pratikum III kami mengamati proses perkembangan embrio
ayam. Ayam termasuk merupakan hewan yang termasuk jenis
unggas, yang perkembangbiakannya dilakukan dengan bertelur. Perkembangan embrio
ayam terjadi diluar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh
makanan dan perlindungan dari telur berupa kuning telur, albumen dan kerabang
telur. Itulah penyebab telur unggas relatif besar. Perkembangan embrio ayam
tidak dapat seluruhnya dilihat.
Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung oleh kuning telur, amnion dan alantois. Pola dasar perkembangan embrio ayam yaitu melalui tahapan pembelahan, morula, blastula,gastrula
.
1.2 Tujuan
1.
Mempelajari lapisan
embrional ayam yang membentuk bakal organ.
2.
Mempelajari tahap
pembentukan organ pada berbagai umur embrio.
1.3
Manfaat
1. Agar kita dapat mengetahui lapisan embrional
yang membentuk bakal organ.
2. Agar
kita dapat mengetahui tahap-tahap perkembangan atau pembentuan organ pada berbagai umur embrio ayam.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual,
gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Oviduk
adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan
kerabang telur. Pada unggas umumnya dan pada ayam khususnya, hanya ovarium kiri
yang berkembang dan berfungsi, sedangkan yang bagian kanan mengalami rudimenter
(Anonim, 2010).
Ovarium pada ayam dinamakan juga folikel. Bentuk ovarium
seperti buah anggur dan terletak pada rongga perut berdekatan dengan ginjal
kiri dan bergantung pada ligamentum meso-ovarium. Besar ovarium pada saat ayam
menetas 0,3 g kemudian mencapai panjang 1,5 cm pada ayam betina umur 12 minggu
dan mempunyai berat 60 g pada tiga minggu sebelum dewasa kelamin. Ovarium
terbagi dalam dua bagian, yaitu cortex pada bagian luar dan medulla pada bagian
dalam. Cortex mengandung folikel dan pada folikel terdapat sel-sel telur.
Jumlah sel telur dapat mencapai lebih dari 12.000 buah. Namun, sel telur yang
mampu masak hanya beberapa buah saja (pada ayam dara dapat mencapai jutaan
buah). Folikel akan masak pada 9-10 hari sebelum ovulasi. Karena pengaruh
karotenoid pakan ataupun karotenoid yang tersimpan di tubuh ayam yang tidak
homogen maka penimbunan materi penyusun folikel menjadikan lapisan konsentris
tidak seragam. Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni (vitelogenesis),
yang merupakan sintesis asam lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen,
kemudian oleh darah diakumulasikan di ovarium sebagai volikel atau ovum yang
dinamakan yolk (kuning telur) (Anonim, 2010).
Dikenal tiga fase perkembangan yolk, yaitu fase cepat antara
4-7 hari sebelum ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi, serta
pada 1-2 hari sebelum ovulasi. Akibat perkembangan cepat tersebut maka akan
terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan kadar xantofil dan karotenoid pada pakan yang dibelah oleh latebra
yang menghubungkan antara inti yolk dan diskus germinalis. Folikel dikelilingi
oleh pembuluh darah, kecuali pada bagian stigma. Apabila ovum masak, stigma
akan robek sehingga terjadi ovulasi. Robeknya stigma ini dikontrol oleh hormon
LH. Melalui pembuluh darah ini, ovarium mendapat suplai makanan dari aorta
dorsalis. Material kimiawi yang diangkut melalui sistem vaskularisasi ke dalam
ovarium harus melalui beberapa lapisan, antara lain theca layer yang merupakan
lapisan terluar yang bersifat permeabel sehingga memungkinkan cairan plasma
dalam menembus ke jaringan di sekelilingnya. Lapisan kedua berupa lamina
basalis yang berfungsi sebagai filter untuk menyaring komponen cairan plasma
yang lebih besar. Lapisan ketiga sebelum sampai pada oocyte adalah lapisan
perivitellin yang berupa material protein bersifat fibrous (berongga) (Anonim,
2010).
Dalam membran plasma, oocyte (calon folikel) berikatan
dengan sejumlah reseptor yang akan membentuk endocitic sehingga terbentuklah
material penyusun kuning telur. Sehingga besar penyusutan kuning telur adalah
material granuler berupa high density lipoprotein (HDL) dan lipovitelin.
Senyawa ini dengan ion kuat dan pH tinggi akan membentuk kompleks fosfoprotein,
fosvitin, ion kalsium, dan ion besi. Senyawa-senyawa ini membentuk vitelogenin,
yaitu prekursor protein yang disintesis di dalam hati sebagai respon terhadap
estradiol. Komponen vitelogenin lebih mudah larut dalam darah dalam bentuk
kompleks lipida kalsium dan besi. Oleh adanya reseptor pada oocyte, akan
terbentuk material kuning telur. proses pembentukan vitelogenin ini dinamakan
vitelogenesis (Anonim 2010).
Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung
oleh kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning yang telur
dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini mengubah isi kuning telur
sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan
alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio, menyerap zat asam dari
embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan
menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta membantu mencerna
albumen (Aspan, 2009).
Penyusun utama kuning telur adalah air, lipoprotein,
protein, mineral, dan pigmen. Protein kuning telur diklasifikasikan menjadi dua
kategori:
1. Livetin, yakni protein plasmatik yang
terakumulasi pada kuning telur dan disintesis di hati hampir 60% dari
total kuning telur.
2. Phosvitin dan lipoprotein yang terdiri
dari high density lipoprotein (HDL) dan low density lipoprotein (LDL) yang
disebut pula dengan granuler dan keduanya disintesis dalam hati. Pada ayam
dewasa bertelur setiap hari disintesis 2,5 g protein/hari melalui hati.
Sintesis ini dikontrol oleh hormon estrogen. Hasil
sintesis bersama-sama dengan ion kalsium, besi dan zinc membentuk molekul
kompleks yang mudah larut kemudian masuk ke dalam kuning telur.
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
1. Incubator
2. Scalpel
3. Bak kaca / plastic
4. Pinset
5. Cawan Petri
6. Telur ayam yang sedang dieramkan dengan incubator
3.2 Cara Kerja
1. Sediakan telur ayam yang akan ditetaskan secukupnya,
guna melihat perbedaan diantaranya. Dimasukkan kedalam incubator dengan suhu
101ºF
2. Pada waktu pengamatan, telur dipecahkan 2 sampai 3
butir untuk melihat perbedaan embrio telur tersebut.
3. Telur yang akan diamati, dipecahkan dengan scalpel
dan dituangkan isinya kedalam cawan Petri. Diamati perubahan yang terjadi
setiap hari yang ditentukan.
Pada hari selanjutnya perhatikan perubahan atau
pembentukan telur tersebut mulai hari pertama sampai menetas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Pengamatan yang kami lakukan pada embrio ayam 1,2,3,4,5,6,7,8,101,13,14,17 dan 20.
hari pertama
hari kedua
hari ketiga
hari keempat
hari kelima
hari keenam
hari ketujuh
kedelapan
kesepuluh
ketiga belas
keempat belas
ketujuhbelas
kedua puluh
keterangan
hari pertama
hari kedua
hari ketiga
hari keempat
keenam
ketujuh
kedelapan
kesembilan
kesepuluh
kesebelas
keduabelas
ketiga belas
keempatbelas
kelimabelas
ketujuh belas
kedelapan belas
kesembilan belas
keduapuluh
keduapuluhsatu
Perkembangan embrio ayam
terjadi di luar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio
memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur,
albumen, dankerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar.
Dalam perkembangannya,
embrio dibantu kantung oleh kuning telur, amnion, dan alantois.
Kantung kuning yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim
ini mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio.Amnion berfungsi
sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen
embrio,menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang
terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois,
serta membantu mencerna albumen.
·
Umur 1 hari
Bentuk awal embrio pada
hari pertama belum jelas terlihat ,sel benih berkembang menjadi bentuk seperti
cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak terang.
Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan
zygot blastoder . setelah lebih kurang
15 menit setelah pembuahan, mulailah terjadi pembiakan sel-sel bagian awal
perkembangan embrio. Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi perkembangan
embrio.
·
Umur 2 hari
Bentuk awal embrio hari
kedua mulai terlihat jelas. Pada umur ini sudah terlihat primitive streake
– suatu bentuk memanjang dari pusat blastoderm – yang kelak akan berkembang
menjadi embrio. Pada blastoderm terdapat garis-garis warna merah yang merupakan
petunjuk mulainya sistem sirkulasi darah.
·
Umur 3 hari
Pada jantung hari ke 3
ini sudah ulai terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak .
dengan menggunakan alat khusus seperti mikroskop gelembung dapat dilihat
gelembung bening , kantung amnion , dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya
akan menjadi otak. Sementara kantong
amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas.
amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas.
·
Umur 4 hari
Dihari ini, mata sudah
mulai kelihatan,. Mata tersebut tampak sebagai bintik gelap yang terletak
disebelah kanan jantung . selain itu jantung sudah membesar. Dengan menggunakan
mikroskop, dapat dilihat otaknya. Otak ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
otak depan, otak tengah dan otak belakang.
·
Umur 5 hari
Pada hari kelima ini,
embrionya sudah mulai tampak lebih jelas. Kuncup-kuncup anggota badan sudah
mulai terbentuk. Ekor dan kepala embrio sudah berdekatan sehingga tampak
seperti huruf C. Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat bahwa telah
terjadi perkembangan alat reproduksi dan sudah terbentuk jenis kelaminnya.
Sementara amnion dan alantois sudah kelihatan.
·
Umur 6 hari
Pada hari keenam ini
kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Mata sudah tampak menonjol.
Dengan mikroskop dapat dilihat bahwa rongga dada sudah mulai berkembang dan
jantung sudah membesar. Selain itu, dapat dilihat otak, amnion dan alantois,
kantong kuning telur, seta paruhnya.
·
Umur 7 hari
Pada umur tujuh hari,
paruhnya sudah tampak seperti bintik gelap pada dasar mata. Dengan menggunakan
mikroskop dapat dilihat bahagian tubuh lainnya sudah mulai terbentuk, yaitu
otak dan leher.
·
Umur 8 hari
pada
hari kedelapan ini, mata embrio sudah jelas terlihat.
·
Umur 9 hari
Umur sembilan hari ini lipatan
dan pembuluh darahnya sudah bertambah seta jari kakinya mulai terbentuk.
·
Umur 10 hari
Umur sepuluh hari ini
biasanya paruhnya sudah mulai keras. Dengan menggunakan mikroskop dapat
dilihat folikel bulu embrio yang mulai terbentuk.
·
Umur 11 hari
Embrio pada hari
kesebelas sudah tampak seperti ayam. embrio ini menjadi semakin besar sehingga
yolk akan menyusut dan paruhnya sudah mulai terlihat jelas.
·
Umur 12 hari
Embrio umur dua belas
hari sudah semakin besar dan mulai masuk ke yolk sehingga yolk semakin kecil.
Mata sebelah kanan mulai membuka sedikit, sedangkan telinganya sudah terbentuk
dan sudah tampak permulaan pertumbuhan bulu bagian bawah.
·
Umur 13 hari
Pada hari ke 13, sisik dan cakar sudah mulai
tampak jelas.
·
Umur 14 hari
Perkembahan embrio pada
hari keempat belas ini, punggung telah tampak meringkuk atau melengkung.
Sementara bulu hampir menutupi seluruh tubuhnya
·
Umur 15 hari
Pada umur 15 hari ,
biasanya kepala embrio sudah mengarah kebagian
tumpul bagian telur .
·
Umur 16 hari
Embrio pada umur enam
belas hari sudah mengambil posisi yang baik didalam kerabang. Sisik, cakar dan
paruh sudah mulai mengeras dan bertanduk.
·
Umur 17 hari
Pada
umur tujuh belas hari ini, paruh embrio sudah mengarah kekantung udara.
·
Umur 18 hari
Pada umur delapan belas
hari ini, embrio yang sudah tampak jelas seperti ayam akan mempersiapkan diri
akan menetas. Jari kaki, sayap, dan bulunya berkembang dengan baik.
·
Umur 19 hari
Pada umur 19 hari ,
biasanya paruh ayam sudah siap mematuk dan menusuk selaput kerabang dalam.
·
Umur 20 hari
Pada umur 20 hari,
kantong kuning telur sudah masuk seluruhnya kedalam rongga perut . embrio ayam
ini hampir menempati seluruh rongga di dalam telur, kecuali kantung udara. Pada
hari kedua puluh ini terjadi serangkaian proses penetasan yang dimulai dengan
kerabang mulai terbuka. Untuk membuka kerabang ini, ayam menggunakan paruhnya
dengan cara mematuk. Semakin lama, kerabang akan semakin besar membuka,
sehingga ayam dapat bernafas. Pada saat ini kelembaban sangat penting agar
pengeringan selaput kerabang dan penempelan perut pada kerabang dapat dicegah.
Selanjutnya ayam memutar tubuhnya dengan bantuan dorongan kakinya. Dengan
bantuan sayapnya, keadaan pecahnya kerabang semakin besar.
·
Umur 21 hari
Dihari ke dua puluh satu
ini, ayam sudah membuka kerabangnya walaupun belum seluruhnya. Dari keadaan ini
biasanya tubuh ayam memerlukan waktu 12 – 18 jam untuk keluar dari kerabang.
Setelah keluar dari kerabang, tubuh masih basah. Agar kering, diperlukan waktu
sekitar 6 – 12 jam, bila sudahkering, ayam tersebut dapat dikeluarkan dari
dalam ruang mesin penetas.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
·
Masa normal waktu perkembangan embrio
ayam sejak keluar dari tubuh induknya sampai menetas yaitu 21 hari.
·
Embrio itu akan mengalami rangsangan
gerak ketika mendengar suara ayam dewasa berkotek-kotek yang itu merupakan
induknya.
·
Peta takdir, merupakan bagian yang akan
terbentuk menjadi jantung embrio.
·
Pada hari ke-20 paru-paru sudah berkerja
bagaimana semestinya.
·
Beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan lanjut embrio telur ayam yaitu:
o
Suhu lingkungan
o
Intensitas
cahaya
o
Medium
o
Jarak lampu terhadap embrio
DAFTAR PUSTAKA
Admin, Ludi, dkk. 2010. Pengetesan
Fertilisasi Telur. Jakarta : Gramedia
Sudarwati. 1990. Dasar-dasar struktur dan
perkembangan hewan. Bandung: ITB
Surjono. 2001. Proses perkembangan embrio. Jakarta: UniversitasTerbuka
Wijayanti, Gratiana
E., dan Sorta Basar Ida Simanjuntak. 2005. Viabilitas dan Perkembangan Embrio
serta Larva Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) Pasca Chorion Puncture. Jurnal Biologi Indonesia. Vol. III, No.
10 : 411-419
Tidak ada komentar:
Posting Komentar